Casey Stoner menjalani musim 2008 dengan kemenangan di seri awal, dan menutupnya dengan dominan di seri akhir. Meski gagal mempertahankan gelar juara, dia pun tetap merasa bahagia.
Gelar juara MotoGP 2008 sudah dikunci oleh Valentino Rossi sebelum seri Valencia ini. Namun, Stoner tetap ngotot memberikan perlawanan terakhirnya dan merebut podium pertama di seri penutup itu.
Pada balapan yang berlangsung Minggu (26/10/2008), Stoner tampil meyakinkan dan berada di posisi terdepan sejak awal lomba sampai lap terakhir, mengalahkan Daniel Pedrosa di posisi kedua dan The Doctor yang harus puas di posisi ketiga.
Di balik kesuksesan tersebut, siapa sangka pria Australia tersebut sempat deg-degan kalau hal buruk akan menimpanya. Adalah pemilihan ban dan setingan tunggangannya pada saat kualifikasi yang membuat penggeber Desmosedici GP8 Ducati itu was-was.
"Sekali lagi, para kru telah bekerja sangat baik. Menemukan setingan track kering tepat pada waktunya," ujar Stoner.
"Sejujurnya saya sempat sedikit khawatir sepanjang kualifikasi kemarin karena saya tidak memiliki firasat yang baik. Namun akhirnya kami memasang ban cadangan halus di motor dan sukses membuatnya terasa baik. Kemudian para kru tersebut bekerja dengan fantastis sepanjang malam dan saat pemanasan di pagi hari untuk memecahkan permasalahan," sambung pria berusia 23 tahun ini.
Hasil di MotoGP Valencia juga membuat Stoner girang karena dia menutup musim ini dengan penampilan dominan di seri terakhir. Meski gelar juara dunianya sudah berpindah ke tangan Rossi, Stoner tetap merasa telah menjalani musim fantastis, terlebih lagi karena mampu membawa Ducati ke posisi dua klasemen konstruktor.
"Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ini adalah cara mengakhiri musim yang fantastis dan juga merupakan cara terbaik untuk berterimakasih kepada semua pihak di Ducati atas kerja keras mereka," tutur Stoner.
Gelar juara MotoGP 2008 sudah dikunci oleh Valentino Rossi sebelum seri Valencia ini. Namun, Stoner tetap ngotot memberikan perlawanan terakhirnya dan merebut podium pertama di seri penutup itu.
Pada balapan yang berlangsung Minggu (26/10/2008), Stoner tampil meyakinkan dan berada di posisi terdepan sejak awal lomba sampai lap terakhir, mengalahkan Daniel Pedrosa di posisi kedua dan The Doctor yang harus puas di posisi ketiga.
Di balik kesuksesan tersebut, siapa sangka pria Australia tersebut sempat deg-degan kalau hal buruk akan menimpanya. Adalah pemilihan ban dan setingan tunggangannya pada saat kualifikasi yang membuat penggeber Desmosedici GP8 Ducati itu was-was.
"Sekali lagi, para kru telah bekerja sangat baik. Menemukan setingan track kering tepat pada waktunya," ujar Stoner.
"Sejujurnya saya sempat sedikit khawatir sepanjang kualifikasi kemarin karena saya tidak memiliki firasat yang baik. Namun akhirnya kami memasang ban cadangan halus di motor dan sukses membuatnya terasa baik. Kemudian para kru tersebut bekerja dengan fantastis sepanjang malam dan saat pemanasan di pagi hari untuk memecahkan permasalahan," sambung pria berusia 23 tahun ini.
Hasil di MotoGP Valencia juga membuat Stoner girang karena dia menutup musim ini dengan penampilan dominan di seri terakhir. Meski gelar juara dunianya sudah berpindah ke tangan Rossi, Stoner tetap merasa telah menjalani musim fantastis, terlebih lagi karena mampu membawa Ducati ke posisi dua klasemen konstruktor.
"Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ini adalah cara mengakhiri musim yang fantastis dan juga merupakan cara terbaik untuk berterimakasih kepada semua pihak di Ducati atas kerja keras mereka," tutur Stoner.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar