Kampung halaman Valentino Rossi yang letaknya tak jauh dari Misano tak ayal bikin dia mendapat dukungan penuh. Tapi dukungan itu juga bikin dia sempat sedikit gugup.
Kota kelahiran Rossi, Tavulia, hanya berjarak sekitar 15 km dari Misano sehingga keluarga dan teman pembalap Yamaha itu dipastikan hadir langsung dalam seri MotoGP San Marino.
Hal itu di satu sisi jelas mengobarkan semangat "The Doctor" untuk tidak mengecewakan pendukungnya. Tapi fakta bahwa dia retire di sirkuit itu musim lalu cukup bikin Rossi ketar-ketir.
"Saya merasa gugup sebelum balapan di Misano karena ada semua teman, keluarga. Hanya anjing saya yang tidak datang," ceplos Rossi seperti diwartakan Auto Sport.
Dalam sesi latihan bebas sampai dengan kualifikasi, Casey Stoner selalu jadi yang tercepat. Hal itu juga menambah kekhawatiran Rossi.
"Jadi sulit menjaga konsentrasi. Banyak tekanan di pundak saya, hal itu selalu positif, tapi saya merasa cukup gugup karena dalam latihan kami banyak bergelut dengan pengaturan motor. Tahun lalu juga sangat buruk dan kami mengalami kerusakan mesin setelah tiga lap," papar Rossi.
Dengan semua beban itu, pada akhirnya Rossi tetap bisa unjuk gigi dan jadi juara. Buat pembalap Yamaha tersebut kemenangan terasa kian manis karena Stoner yang jadi rival terdekatnya tak bisa finis.
Alhasil, Rossi semakin menjauhkan selisihnya dari Stoner di klasemen kejuaraan dunia yang kini memanjang jadi 75 angka, dengan lima seri tersisa.
Kota kelahiran Rossi, Tavulia, hanya berjarak sekitar 15 km dari Misano sehingga keluarga dan teman pembalap Yamaha itu dipastikan hadir langsung dalam seri MotoGP San Marino.
Hal itu di satu sisi jelas mengobarkan semangat "The Doctor" untuk tidak mengecewakan pendukungnya. Tapi fakta bahwa dia retire di sirkuit itu musim lalu cukup bikin Rossi ketar-ketir.
"Saya merasa gugup sebelum balapan di Misano karena ada semua teman, keluarga. Hanya anjing saya yang tidak datang," ceplos Rossi seperti diwartakan Auto Sport.
Dalam sesi latihan bebas sampai dengan kualifikasi, Casey Stoner selalu jadi yang tercepat. Hal itu juga menambah kekhawatiran Rossi.
"Jadi sulit menjaga konsentrasi. Banyak tekanan di pundak saya, hal itu selalu positif, tapi saya merasa cukup gugup karena dalam latihan kami banyak bergelut dengan pengaturan motor. Tahun lalu juga sangat buruk dan kami mengalami kerusakan mesin setelah tiga lap," papar Rossi.
Dengan semua beban itu, pada akhirnya Rossi tetap bisa unjuk gigi dan jadi juara. Buat pembalap Yamaha tersebut kemenangan terasa kian manis karena Stoner yang jadi rival terdekatnya tak bisa finis.
Alhasil, Rossi semakin menjauhkan selisihnya dari Stoner di klasemen kejuaraan dunia yang kini memanjang jadi 75 angka, dengan lima seri tersisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar